Minggu, 17 Januari 2016

TAK SELAMANYA


Kepemilikan ini tak selamanya, maka sayang-sayanglah selagi ada. Seperti keberadaan ini pun ada batasnya, maka jagalah baik-baik sebelum ia hilang entah kemana.

Hidup datang dan pergi begitu saja. Tak pernah bercerita kapan berjumpah dan dimana dia akan sirnah.

Mengambil kesenangan tidak disalahkan, namun berbagi kebahagiaan akan lebih ditinggikan. Membalas pukulan pun tak menyalahi aturan, namun menahan energinya dalam-dalam sebagai pemicu loncatan di titik tertinggi agaknya akan lebih memberikan arti.

Dunia ini tak sebaik indukmu, yang apapunbentukmu ia akan menangis jika kehilanganmu. Dunia ini tak di isi dengan satu kepala, jika kamu tak memberikan nilai guna keberadaanmu tak akan dianggapnya. Jatuh pun siapa peduli, bisa kembali bangkit sepenuhnya adalah kehendak pribadi.

Pendukung tak selalu ada, karena mereka pun sibuk memikirkan nasibnya. Lalu jika tak memperkuat diri sendiri sampai sejauh mana kamu akan mampu berdiri ? Memilih menyerah ? Silahkan saja ! Toh kamu mati pun masih ada jutaan pengganti yang sudah mengantri.

Bukan hanya kamu...
Bahkan raja yang memiliki segalanya pun pernah merasakan sakit...
Bukan hanya kamu...
Bahkan pemimpin besar yang disegani pun pernah tidak didengar...

Mungkin sesuatu terlihat baik-baik saja...
Karena barangkali seseorang terlalu cerdas menyembunyikan kisahnya...

Atau barangkali karena kita yang kurang peka...???

Garis hidup sudah ditentukan...
Menyenangkan atau tidak, hakikatnya kita hanya diberi peran untuk melewatinya...

Dalam perang yang panjang ini...
Pemenang tidak ditentukan dari seberapa besar yang kita dapat...
Namun seberapa besar kita memberi nilai tentang apa yang kita miliki...

by : bhumie

tercipta tanpa diukir

Menjadi Pengalaman

Manusia terlalu unik untuk di generalisasi. Bahkan untuk perkara yang jelas-jelas sama, bisa jadi setiap orang memiliki pandangan yang berbeda.

Bayang-bayang yang tergambar dibenaknya terbentuk dari ilmu dan pengalaman yang sudah dipelajari. Mungkin kita sering merasa heran dengan jalan pikiran orang lain, tingkah laku mereka, ataupun kesimpulan yang mereka ambil dari setiap kejadian yang mereka hadapi.

Orang bijak tentunya tak akan tergesah-gesah mengeluarkan kata dari mulutnya.

Hanya karena alasan tak suka, tak sepantasnya membeberkan kejelekan orang keseluruh penjuruh dunia. Apalagi jika penilaian itu hanya sekedar dugaan saja. Sesempit itu kah cara menyikapi ketidaksukaan ?.


Manusia bukan Dewa yang bisa menyenangkan siapa saja. Dibalik jutaan kejelekan yang ada, dia memiliki sesuatu yang menarik. Ucapkanlah kata-kata yang baik, maka dia akan menjadi pribadi yang asyik. 

Di tengah hujan lebat, bukan tak mungkin ada matahari. Kamu hanya perlu menggambarnya untuk membuatnya ada.

Di setiap kejadian yang pahit, bukan berarti tak ada sisi yang baik. Kamu hanya perlu mengubahnya dari “Sebuah Kesalahan” menjadi “Sebuah Pengalaman”.